BANDUNG, SABTU - Sikap bank swasta (asing dan campuran) yang cenderung membatasi diri dalam penyaluran kredit serta masih menawarkan bunga dana yang masih tinggi ternyata mendapat perhatian serius Bank Indonesia.
"Tiga hari lalu kami panggil beberapa bank swasta yang pertumbuhan bunga dananya masih tinggi serta penyaluran kreditnya tergolong rendah," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad pada diskusi Pasar Saham Pulih, Saatnya Perusahaan BUMN Berkiprah di Bandung, Sabtu (8/8).
Data BI, hingga Juli (year to date/ytd) kredit tumbuh 2 persen atau sekitar Rp27,7 triliun. Bank BUMN dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dinilai lebih agresif menyalurkan kredit dibandingkan bank swasta baik bank asing maupun campuran.
Bank BUMN (pemerintah) per Juni 2009 telah menyalurkan kredit Rp 41,2 triliun dan Bank BPD sebesar Rp 14,7 triliun. "Kita terus memantau bank-bank. Dan jujur saja teman-teman di bank stres karena BI agak aktif memonitor perkembagan dari waktu ke waktu," kata Muliaman.
Menurut dia penurunan bunga dana, penyaluran kredit, dan penurunan bunga kredit memiliki kaitan erat. Kalau bunga dana mahal maka bunga kredit juga besar. "Kalau ada agency problem seperti itu maka cara-cara yang diperlukan tidak hanya persuasif dan yang lebih dari sikap persuasif perlu dilakukan. Bank harusnya tidak perlu mengambil manfaat besar dari situasi seperti ini," papar Muliaman.
Dia mengakui penurunan BI rate ke level 6,5 persen belum berpengaruh signifikan terhadap penurunan bunga kredit yang sepadan. "Ini menjadi perhatian masyarakat. Kami sudah sering membicarakan ini kenapa terjadi. Dan kita terus mencari cara keluar tanpa merusak tatanan koridor yang ada," papar Muliaman.
(Persda Network/aco) .http://banjarmasinpost.co.id/read/artikel/19053/bi-panggil-bank-swasta-yang-malas-salurkan-kredit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar