(Bagian 4)
....diemisikan oleh daging merah, ikan,
unggas, susu & telur jika dibandingkan dengan diet murni nabati/vegan,
ternyata jika satu orang dalam setahun mau mengganti diet hewani mereka ke
diet nabati murni/vegan akan mencegah emisi CO2 sebesar 1,5 ton. 50% lebih efektif daripada upaya mengganti mobil Toyota Camry ke mobil Toyota Prius hybrid sekalipun yg
ternyata hanya mampu mencegah 1 ton emisi CO2.
Objektivitas akan menuntun kita untuk mengakui pola konsumsi daging sebagai
kontributor terbesar emisi gas rumah kaca. Pilihan kita tidak banyak, mengingat tenggat waktu yg demikian sempit. Mengutip tulisan Senator
Queensland, Andrew Bartlett, bahwa seluruh dunia tidak mesti menjadi
vegetarian atau vegan untuk menyelamatkan planet kita, tapi kita harus
mengakui fakta-fakta ilmiah ini, bahwa jika kita tidak mengurangi konsumsi
produk hewani, kesempatan kita untuk menghentikan perubahan iklim adalah nihil. Menurut Bartlett, tidak ada langkah yang lebih murah, lebih mudah dan
lebih cepat untuk dilakukan yang dapat mengurangi kontribusi tiap individu
terhadap emisi gas rumah kaca selain memangkas jumlah konsumsi daging dan
produk susu dan olahannya.
Aksi untuk hemat bahan bakar kita masih banyak bergantung pada fasilitas
umum. Upaya yang paling bisa kita lakukan adalah menggunakan kendaraan umum.
Namun, sudah menjadi rahasia umum, tidak mudah untuk menggunakan kendaraan
umum jika berhadapan dengan kepentingan keamanan, dan untuk ini kita masih
bergantung pada kebijakan pemerintah. Aksi hemat energi dalam konteks yg
paling ideal bergantung pada teknologi. Sumber energi paling ramah
lingkungan yakni tenaga angin, air, dan matahari, masih jauh membutuhkan
teknologi dan biaya yg tidak kecil. Butuh waktu yg panjang dan upaya
ekstra untuk menggerakkan kesadaran massal untuk hemat energi, hemat listrik,
hemat bahan bakar karena hrs berhadapan dengan kebiasaan dan perilaku yg
telah mengakar.
Mengubah pola makan juga berhadapan dengan kebiasaan yg telah mengakar.
Namun, memegang sendok dan akhirnya menjatuhkan pilihan apa yang akan
dimasukkan ke mulut kita, sepenuhnya berada di kendali kita. Langsung bisa
dilakukan! Jarak antara piring dan mulut kita mungkin hanya sejarak panjang
sendok, membalikkan isi sendoknya hanya butuh waktu sekedipan mata, tapi
kendalinya ada pada mindset tiap kita. Sejenak, biarkan kepala dingin hadir.
Mari dengan mata jernih melihat realitas, mengakui fakta betapa tekanan pola
konsumsi daging sedemikian hebatnya pada daya dukung Bumi. Sejenak merasakan
beban berat Bumi ini mungkin akan menggeser pilihan kita ke pola konsumsi tanpa daging, pola yg jauh lebih ramah Bumi.
Selebritis Vegetarian Indonesia
Download Gratis Buku Pemanasan
Global
di http://www.pemanasanglobal.net
Kamis, 11 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar