Selasa, 23 September 2008

“Orang Madagaskar dari Suku Dayak/Bugis“(part 3)

Pesta adat Bontang mempunyai dua tujuan.
Pertama, untuk mensucikan roh yang akan masuk surga, setelah tiga tahun berturut-turut diberi sesajen yang disebut Nuang-Panok.
Upacara Bontang cukup satu malam dengan mengorbankan beberapa ekor ayam dan disebut Bontang Siwah. Bisa juga sampai tiga malam berturut-turut, namun hewan korban ditambah dengan seekor kambing. bila pihak keluarga menghendaki dibuat Belontang, hewan korban selain ayam dan kambing juga ditambah dengan seekor kerbau.
Belontang merupakan simbul si mati yang terbuat dari kayu besi. Pesta dilaksanakan selama lima hari berturut-turut dan sebagi puncak acara ketika menumbak kerbau yang diikat dengan tali rotan di Belontang.
Selain Belontang dibuat juga Lewu-Hiyang, tempat menaruh sesajen kepada para roh leluhur yang turun dari surga sewaktu diadakan pesta adat itu. kedua patung tadi menghadap ke barat untuk tanda bahwa pesta adat Bontang dilaksanakan untuk mensucikan roh orang yang meninggal.
Kedua, pesta Bontang untuk syukuran yang diadakan oleh seorang atau beberapa warga desa yang merasa hasil panennya melimpah.
kalau dilaksanakan sampai lima hari berturut-turut, maka upacara Belontang dan Lewu-Hiyang menghadap ke timur, sebagai tanda bahwa pesta adat itu khusus untuk syukuran.
selain upacara Ijambe dan Bontang ada lagi upacara adat untuk memandikan anak pertama kali di sungai setelah berusia satu tahun, yang disebut Mubur-Walenon. Upacara ini dimaksudkan agar Dewa Air yang dinamakan Jiwata jangan mengganggu anak itu bila sudah besar nanti, karena sudah diberi ganti jiwa anak itu dengan sesajen sewaktu diadakan pesta adat Mubur-Walenon.
Bagaimanapun aneka macam upacara keagamaan dan pesta adat dikalangan penganut Hindu Dharma, tetapi semua itu merupakan warna-warni kerukunan beragama di negara Pancasila ini.
 
http://profile.yuwie.com/

Tidak ada komentar: