Minggu, 14 Juni 2009

Program Go Organik 2010 Antara Impian dan Harapan

Selasa, 19 Agustus 2008 10:03:31
Kunjungan tim LPS ke Balai Besar Tanaman Padi pada acara Pekan Padi Nasional, menorehkan kesan yang sangat mendalam. Pada perayaan tersebut diperlihatkan berbagai teknologi pertanian terkini dalam budidaya padi dan berbagai tampilan varietas-varietas padi unggulan dan plasma nutfah serta galur-galur murni yang ada di Indonesia. Semua tanaman tampil dalam kondisi prima dan menunjukkan kelebihan masing-masing baik dari segi pertumbuhan fisik maupun hasil pada saat dipanen. Pertumbuhan tanaman yang optimal dan prima dengan sendirinya didukung pula oleh ketersediaan air irigasi yang dikelola secara teknis.

Sebagai sebuah lembaga yang secara intens membina petani padi, di Bogor dan Banyuasin, melihat teknologi pengairan teknis yang ada di Balai Besar Padi tersebut, penulis merasa nelangsa karena mengingat sebagian besar petani binaan dan petani-petani lain di berbagai belahan Negara ini yang sering mengalami kekeringan pada saat musim kemarau seperti saat ini. Sebagai contoh nyata petani binaan yang ada di Kecamatan Cigombong dan Cijeruk, pada musim kemarau seperti sekarang ini sebagian sudah tidak bisa mengolah lahan lagi karena kekeringan, bahkan ada sebagian yang harus merelakan tanamannya menjadi puso. Kondisi seperti ini tidak serta merta karena musim kemarau yang berkepanjangan saja tetapi kemungkinan juga diakibatkan pula oleh kegiatan eksplorasi sumber mata air secara besar-besaran untuk kebutuhan pabrik air minum dan air minum isi ulang. Kondisi krisis air ini sebenarnya baru berlangsung 5 tahun belakangan ini, sebelumnya kekurangan air terutama untuk pengairan sawah tidak terlalu parah seperti tahun-tahun belakangan ini. Tentunya hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut mengingat mata pencaharian petani akan terancam dengan kelangkaan air. Oleh sebab itu pemerintah (daerah dan pusat) harus dapat bertindak secara arif untuk mengatasi krisis air di petani dengan melakukan pengaturan ekploitasi sumber air secara benar.

Kembali ke Pekan Padi Nasional, selain memperlihatkan perkembangan teknologi pertanian dan demplot varietas-varietas padi, secara mencolok terlihat pula berbagai spanduk-spanduk pestisida kimia dari berbagai merek. Entah ini memang sengaja atau hanya ketidak pekaan penyelenggara saja, tetapi yang jelas sempat tertangkap kesan bahwa penampilan tanaman yang aduhai ini hanya akan bisa diperoleh apabila dilakukan dengan memberikan bermacam-macam pestisida kimia tersebut. Kalau begitu program pemerintah go organic 2010 sepertinya hanya slogan saja, karena di perayaan Pekan Padi Nasional tidak terlihat bahwa program tersebut benar-benar dilakukan dilapangan secara nyata, kecuali pada petak percontohan pola tanam padi SRI yang kurang menonjol dan terkesan tidak terlalu terurus sehingga hanya dilihat sebelah mata oleh pengunjung. Sungguh ironis program hebat tersebut tidak dapat diterjemahkan dengan baik oleh penyelenggara. Padahal kalau program tersebut dapat diterapkan dan mampu diterima oleh petani dengan baik, dapat dibayangkan berapa penghematan pengeluaran yang bisa dilakukan oleh petani dengan pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk kimia, belum lagi pengaruh positif bagi kesehatan lingkungan. Tentunya dengan program go organic 2010 tersebut diharapkan lahan-lahan pertanian akan semakin bertambah subur dan diharapkan tidak terjadi lagi serangan hama secara besar-besaran karena musuh alami dan predator terjaga kelestariannya karena tidak ada aplikasi bahan kimia dari pestisida. Selain peningkatan hasil panen diharapkan juga produk-produk pertanian yang dihasilkan menjadi lebih sehat karena terbebas dari residu bahan kimia dari pestisida.
Jadi sehat alamku, sehat petaniku, sehat produkku dan sehat konsumenku.
 
Sumber :www.pertaniansehat.or.id

Tidak ada komentar: