Minggu, 07 Maret 2010

Indonesia Bisa Tarik Investasi Tujuh Kali Lipat


Minggu, 7 Maret 2010 | 07:57 WIB
Hindra Liu
Gita Wiryawan.
TERKAIT:

* Realisasi Investasi China Ke Indonesia Meningkat
* Jamsostek Minta Bebas Pajak
* Nestle Perluas Pabrik di Indonesia
* Pascabencana, Produk Asuransi Banyak Dilirik
* 30 Investor Lirik "Food Estate"
* GramediaShop: The Science And Miracle Of Zona Ikhlas
* GramediaShop: 10 Kiat Sukses Napoleon Hill Untuk Abad Ke-21

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, Indonesia berpotensi menarik investasi tujuh kali lipat dari saat ini yang hanya 0,17 persen dari total investasi asing dunia.

"Data beberapa tahun terakhir ini Indonesia cuma bisa meraih sekitar 0,17 persen dari total investasi asing dunia. Semestinya kita harus bisa meraih 0,75 persen dengan pertumbuhan ekonomi saat ini," kata Gita dalam sosialisasi kebijakan penanaman modal di Cipanas, Jabar, Jumat (5/3/2010).

Realisasi investasi Indonesia pada 2009 mencapai Rp 135 triliun (sekitar 135 miliar dollar AS) yang terdiri atas Rp 100 triliun investasi asing dan Rp 35 triliun investasi dalam negeri.

Ia menjelaskan total investasi asing dunia pada 2009 yang sebesar 1,2 triliun dollar AS akan meningkat menjadi 1,4 triliun dollar AS pada 2010.

Selama dua tahun terakhir nilai investasi asing turun yaitu dari 1,7 triliun dollar AS pada 2008 menjadi 1,2 triliun dollar AS pada 2009. Pemulihan ekonomi global diperkirakan meningkatkan nilai investasi dunia hingga 1,8 triliun dollar AS pada 2011.

Gita mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kalibrasi ulang terhadap struktur ekonomi Indonesia agar tidak terlalu bergantung pada konsumsi karena China sedang melakukan hal yang sebaliknya.

Saat ini, ekonomi Indonesia masih mengambil porsi yang sangat kecil dibanding ekonomi dunia. Dari 6,7 triliun dollar AS nilai ekonomi dunia, Indonesia hanya mengambil 550 miliar dollar AS saja. "Kita perlu merencanakan secara makro guna meningkatkan peran investasi untuk perekonomian Indonesia," ujarnya.

Tidak ada komentar: