Kamis, 23 Juli 2009

Konsumen dan Penyedia Jasa Internet Perlu Fasilitas Kredit

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Rendahnya jumlah pengguna komputer dan mahalnya biaya infrastruktur membuat jumlah pengguna internet di Indonesia tergolong rendah. Perlu kebijakan khusus guna mendorong tingkat melek internet di Indonesia.

Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sylvia W Sumarlin, Rabu (22/7), mengatakan, orang yang sudah memiliki komputer akan terdorong untuk mengaktifkan komputernya dengan mengakses internet. "Dengan jumlah pemilik komputer yang mencapai sekitar 6 juta orang, wajar jika pengguna internet juga belum banyak. Saat ini jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai 30 juta orang. Itu berarti satu komputer digunakan oleh lima pengakses internet," katanya.

Menurut dia, harga komputer di Indonesia masih cukup mahal sehingga hanya bisa dijangkau oleh sebagian kecil penduduk. Kondisi ini berbeda dengan di Malaysia. Di negara tersebut, klaim asuransi bisa dipakai untuk membeli komputer. Pemerintah mewajibkan semua perusahaan asuransi untuk memberikan komputer bagi nasabah. Dengan kebijakan itu, jumlah pemilik komputer di Malaysia melonjak sebanyak 200 persen dalam satu tahun.

Terbatasnya kemampuan masyarakat dalam mengakses internet membuat industri berbasis teknologi informasi sulit berkembang. Di sisi lain, perusahaan penyelenggara jasa internet, terutama yang berada di daerah terpencil, juga menghadapi kendala berupa mahalnya harga infrastruktur internet. "Kondisi tersebut membuat sejumlah internet service provider (ISP) berjalan terseok-seok dan bahkan gulung tikar. ISP harus mengambil bandwith internasional karena tidak ada koneksi internet yang jaraknya lebih dekat," ujar Sylvia.

Belajar dari cerita sukses Malaysia, Sylvia mengusulkan agar pemerintah memberi fasilitas kredit bagi konsumen dan penyedia jasa internet. Konsumen yang memerlukan komputer bisa memilikinya secara kredit. Adapun penyedia jasa internet bisa mendapat kredit untuk membeli bandwith. Selama ini, perbankan sangat sulit menyalurkan modal ke perusahaan di bidang TI. "Kalau akses kredit dipermudah dan ada mekanisme kredit untuk membeli komputer, hal itu akan bisa mendorong penggunaan internet dan industri di bidang TI," tuturnya.

ARA
(http://m.kompas.com/news/read/data/2009.07.22.21135814)

Tidak ada komentar: